Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Kinerja Otak

Portal Terbaru
kebiasaan
Kebiasaan Sehari-hari yang Bisa Merusak Kinerja Otak - portalterbaru.com

Otak adalah organ yang sangat penting dalam tubuh manusia. Sebagai pusat kendali segala aktivitas, otak berperan dalam berpikir, mengingat, merasakan, dan mengontrol berbagai fungsi tubuh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan otak sangatlah krusial agar fungsi kognitif tetap tajam dan optimal.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan daya pikir, seperti membaca, bermain teka-teki silang, atau melatih konsentrasi. Namun, tanpa disadari, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang justru bisa merusak otak dan menurunkan kecerdasan. Kebiasaan ini dapat menyebabkan penurunan daya ingat, melemahkan fungsi otak, bahkan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan demensia.

Dilansir dari Prevention, berikut beberapa kebiasaan yang dapat merusak kesehatan otak dan sebaiknya dihindari.

1. Terlalu Sering Stres

Stres adalah bagian dari kehidupan, tetapi stres berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi otak. Menurut Brenden Kelley, MD, seorang ahli saraf di The Ohio State University Wexner Medical Center, tingkat stres yang tinggi dapat memperburuk fungsi otak dan meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.

Ketika seseorang mengalami stres berkepanjangan, tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Kortisol ini dapat merusak neuron otak, terutama di area hipokampus, yang berperan dalam penyimpanan memori dan pembelajaran. Selain itu, stres kronis juga dapat menurunkan skor IQ dan kemampuan berpikir logis.

Solusi:

  • Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam.
  • Olahraga teratur untuk menurunkan kadar stres.
  • Luangkan waktu untuk hobi yang menyenangkan.

2. Obesitas dan Kelebihan Berat Badan

Obesitas tidak hanya berdampak pada kesehatan jantung dan metabolisme, tetapi juga dapat merusak otak. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko demensia dan memperburuk kinerja kognitif.

Lemak berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan peradangan kronis, yang pada akhirnya mempengaruhi sirkulasi darah ke otak dan mengganggu fungsi saraf. Selain itu, obesitas juga dikaitkan dengan penurunan memori jangka pendek, yang bisa berdampak pada kemampuan belajar dan mengingat informasi.

Solusi:

  • Terapkan pola makan sehat dengan mengurangi makanan tinggi lemak dan gula.
  • Lakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari.
  • Hindari gaya hidup sedentari atau terlalu banyak duduk.

3. Mengonsumsi Makanan dan Minuman Manis Secara Berlebihan

Gula berlebihan tidak hanya berdampak pada berat badan, tetapi juga berbahaya bagi otak. Menurut Allen Towfigh, ahli saraf dari Weill Cornell Medical Center, orang dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami demensia.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Southern California menunjukkan bahwa konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan peradangan otak. Ini dapat mengganggu fungsi sel otak, menghambat komunikasi antar-neuron, dan menurunkan kemampuan kognitif secara keseluruhan.

Solusi:

  • Batasi konsumsi makanan tinggi gula, seperti soda, permen, dan kue manis.
  • Pilih pemanis alami seperti madu atau buah-buahan.
  • Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan protein untuk menjaga kadar gula darah stabil.

4. Sering Melakukan Multitasking

Banyak orang berpikir bahwa multitasking dapat meningkatkan produktivitas. Namun, penelitian menunjukkan bahwa multitasking justru dapat menurunkan fokus dan mengganggu fungsi otak.

Otak manusia tidak dirancang untuk melakukan banyak tugas sekaligus. Saat seseorang mencoba mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu, otak harus berpindah-pindah fokus dengan cepat, yang menyebabkan kelelahan mental dan penurunan daya konsentrasi. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat melemahkan memori dan memperlambat proses berpikir.

Solusi:

  • Fokus pada satu tugas dalam satu waktu sebelum beralih ke tugas lain.
  • Gunakan teknik “time blocking”, yaitu membagi waktu kerja berdasarkan jenis tugas.
  • Latih konsentrasi dengan teknik mindfulness atau meditasi.

5. Mengalami Jet Lag Terlalu Sering

Jet lag terjadi ketika tubuh mengalami perubahan zona waktu yang drastis, sehingga mengganggu ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Menurut penelitian dari University of California, jet lag dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan memori hingga satu setengah bulan setelah perjalanan.

Elizabeth Lombardo, PhD, seorang psikolog, menjelaskan bahwa perubahan zona waktu dapat mengganggu pola tidur, pola makan, dan keseimbangan hormon, yang semuanya berkontribusi terhadap penurunan fungsi otak.

Solusi:

  • Jika bepergian ke zona waktu berbeda, sesuaikan jadwal tidur beberapa hari sebelumnya.
  • Hindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur.
  • Gunakan teknik pencahayaan alami untuk membantu tubuh beradaptasi lebih cepat.

6. Kebiasaan Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang sangat berbahaya, tidak hanya bagi paru-paru tetapi juga bagi otak. Paparan asap rokok meningkatkan kadar karbon monoksida dalam tubuh, yang dapat menggantikan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh otak.

Tanpa pasokan oksigen yang cukup, fungsi otak bisa terganggu, memicu penurunan daya ingat, serta meningkatkan risiko stroke dan demensia. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko Alzheimer yang lebih tinggi dibandingkan non-perokok.

Solusi:

  • Hentikan kebiasaan merokok dengan bantuan terapi atau konseling.
  • Ganti rokok dengan kebiasaan sehat seperti mengunyah permen karet atau berolahraga.
  • Perbanyak konsumsi makanan yang membantu regenerasi sel otak, seperti ikan berlemak dan sayuran hijau.

Kesimpulan

Menjaga kesehatan otak sangat penting untuk mendukung fungsi kognitif dan daya ingat. Beberapa kebiasaan seperti stres berlebihan, obesitas, konsumsi gula berlebih, multitasking, jet lag, dan merokok dapat merusak neuron otak, mengganggu daya ingat, serta meningkatkan risiko penyakit degeneratif.

Untuk menjaga kesehatan otak, hindari kebiasaan buruk ini dan terapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, tidur cukup, dan mengelola stres dengan baik. Dengan begitu, otak akan tetap tajam dan berfungsi optimal hingga usia tua.