Optimasi dan Evaluasi Stabilitas Gel Ekstrak Daun Sirsak sebagai Agen Antibakteri

Portal Terbaru
Daun Sirsak
Daun Sirsak sebagai Agen Antibakteri - portalterbaru.com

Daun sirsak telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional karena memiliki berbagai manfaat kesehatan, salah satunya sebagai agen antibakteri. Kandungan senyawa aktif seperti acetogenins, flavonoid, dan tannin dalam daun sirsak diketahui memiliki aktivitas melawan berbagai jenis bakteri. Oleh karena itu, pemanfaatan ekstrak daun sirsak dalam bentuk sediaan gel dapat menjadi alternatif pengobatan topikal yang lebih praktis dan mudah digunakan.

Formulasi sediaan gel dipilih karena memiliki sifat yang nyaman di kulit, mudah diaplikasikan, serta dapat meningkatkan efektivitas bahan aktif dalam menembus kulit. Namun, dalam pengembangan suatu sediaan farmasi, stabilitas produk merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Stabilitas gel dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pH, viskositas, warna, dan efektivitas bahan aktif selama penyimpanan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formulasi gel ekstrak daun sirsak serta menguji stabilitasnya dalam berbagai kondisi. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan gel ekstrak daun sirsak dapat menjadi alternatif sediaan antibakteri yang efektif dan stabil dalam penyimpanan.

Metode Penelitian

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi daun sirsak segar yang diperoleh dari daerah setempat, etanol sebagai pelarut ekstraksi, serta bahan tambahan seperti karbomer sebagai gelling agent, propilen glikol sebagai humektan, metil paraben sebagai pengawet, dan aquadest sebagai pelarut utama.

Alat-alat yang digunakan meliputi alat ekstraksi seperti maserasi atau sokletasi, alat ukur pH, viskosimeter untuk mengukur kekentalan gel, spektrofotometer UV-Vis untuk analisis kandungan senyawa aktif, serta inkubator untuk uji stabilitas termal dan mikrobiologi.

Proses Pembuatan Ekstrak Daun Sirsak

Ekstrak daun sirsak diperoleh melalui metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Daun sirsak yang telah dikeringkan dan dihaluskan dimaserasi dalam etanol selama 24 hingga 48 jam dengan pengadukan berkala. Setelah itu, larutan disaring dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator untuk mendapatkan ekstrak kental.

Baca Juga:
Pepaya untuk Infeksi? Ini Manfaat Kesehatannya yang Mengejutkan

Formulasi Gel Ekstrak Daun Sirsak

Setelah ekstrak diperoleh, formulasi gel dibuat dengan mencampurkan karbomer dalam air hingga membentuk gel dasar. Ekstrak daun sirsak kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga merata. Bahan tambahan lainnya, seperti propilen glikol dan metil paraben, juga dimasukkan untuk meningkatkan stabilitas dan daya serap gel. Setelah semua bahan tercampur, pH gel disesuaikan dengan nilai yang sesuai untuk penggunaan topikal.

Uji Stabilitas Gel

Uji stabilitas dilakukan untuk menilai perubahan sifat fisik dan kimia gel selama penyimpanan. Beberapa parameter yang diuji meliputi:

  1. Pengamatan Organoleptik
    Warna, bau, dan homogenitas gel diamati selama periode penyimpanan tertentu. Perubahan warna atau bau dapat mengindikasikan degradasi bahan aktif atau kontaminasi.

  2. Pengukuran pH
    pH gel diukur setiap minggu untuk melihat apakah terjadi perubahan yang signifikan. Stabilitas pH penting karena dapat mempengaruhi efektivitas bahan aktif dan kenyamanan penggunaan.

  3. Uji Viskositas
    Viskositas gel diuji menggunakan viskosimeter untuk memastikan tekstur gel tetap stabil selama penyimpanan. Penurunan viskositas dapat menunjukkan degradasi komponen penyusun gel.

  4. Uji Stabilitas Termal
    Gel disimpan dalam berbagai suhu, seperti suhu kamar, suhu dingin, dan suhu tinggi, untuk mengamati perubahan sifat fisiknya. Uji ini bertujuan untuk mensimulasikan kondisi penyimpanan yang mungkin terjadi selama distribusi dan penggunaan.

  5. Uji Efektivitas Antibakteri
    Aktivitas antibakteri gel diuji terhadap bakteri tertentu, seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, menggunakan metode difusi cakram. Zona hambat yang terbentuk diamati untuk menentukan apakah gel tetap efektif setelah disimpan dalam jangka waktu tertentu.

Hasil dan Pembahasan

Karakteristik Gel Ekstrak Daun Sirsak

Gel yang dihasilkan memiliki tekstur yang homogen dengan warna khas ekstrak daun sirsak. pH awal gel berada dalam rentang yang aman untuk kulit, yaitu antara 5 hingga 7. Viskositas gel juga menunjukkan konsistensi yang baik, sehingga memudahkan aplikasi pada kulit tanpa meninggalkan rasa lengket berlebihan.

Baca Juga:
Hati-Hati dengan Trigliserida Tinggi! Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Alami Mengatasinya

Hasil Uji Stabilitas

Selama penyimpanan, pengamatan organoleptik menunjukkan bahwa gel tetap stabil tanpa perubahan warna atau bau yang signifikan. Pengukuran pH menunjukkan sedikit penurunan, tetapi masih berada dalam batas yang dapat diterima. Viskositas gel juga mengalami sedikit fluktuasi, terutama pada suhu penyimpanan tinggi, namun tidak sampai mempengaruhi kenyamanan penggunaan.

Hasil uji stabilitas termal menunjukkan bahwa gel lebih stabil pada penyimpanan suhu kamar dibandingkan suhu tinggi. Penyimpanan dalam suhu tinggi cenderung menyebabkan penurunan viskositas lebih cepat, yang kemungkinan disebabkan oleh degradasi polimer pembentuk gel.

Efektivitas Antibakteri

Pengujian antibakteri menunjukkan bahwa gel ekstrak daun sirsak tetap memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri setelah beberapa minggu penyimpanan. Zona hambat yang terbentuk pada media pertumbuhan bakteri relatif stabil, yang mengindikasikan bahwa senyawa aktif dalam ekstrak daun sirsak masih efektif sebagai agen antibakteri.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa gel ekstrak daun sirsak dapat diformulasikan dengan baik dan memiliki stabilitas yang cukup baik selama penyimpanan. Uji stabilitas menunjukkan bahwa gel tetap homogen, dengan pH dan viskositas yang relatif stabil dalam berbagai kondisi penyimpanan. Selain itu, efektivitas antibakteri gel tetap terjaga, sehingga dapat menjadi alternatif sediaan topikal yang berpotensi digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri pada kulit.

Ke depannya, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk meningkatkan formulasi dengan menambahkan bahan lain yang dapat meningkatkan stabilitas dan daya serap gel. Pengujian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengkaji keamanan penggunaan jangka panjang serta efektivitasnya dalam kondisi klinis.